80 Persen Warga Amerika Stres Akibat Masalah Ekonomi

May 19, 2011

Delapan dari sepuluh warga Amerika mengalami stres akibat kondisi keuangan dan ekonomi mereka, menurut survei tahunan yang dilakukan Asosiasi Psikologi Amerika.


Sumber stres utama tahun-tahun sebelumnya adalah keuangan pribadi, pekerjaan dan isu-isu terkait anak, kata Dr. Katherine Nordal, Direktur Eksekutif Asosiasi itu.

"Tahun ini, perhatian nomor satu adalah tentang uang dan ekonomi," ujarnya.

"Dalam 30 tahun pekerjaan saya, di masa lalu, ini bukanlah hal utama dalam daftar komplain. Sebagian besar warga melakukan konsultasi karena masalah hubungan terkait perkawinan dan anak, depresi dan kecemasan."

Namun, tambahnya, "Apa yang kita lihat hari ini adalah ekonomi dan keuangan dipandang lebih membuat stres oleh delapan dari sepuluh warga Amerika."

Hampir 7.000 warga Amerika mengikuti survei yang dilakukan antara April dan September tahun ini. Dalam lima bulan, kecemasan tentang ekonomi meningkat dari 66 persen menjadi 80 persen. Survei itu dilakukan sebelum undang-undang dana talangan US$ 700 miliar disetujui minggu lalu dan gejolak pasar saham Senin kemarin.

Setengah dari responden mengatakan mereka semakin tertekan terkait kemampuan memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Lebih dari setengah, 56 persen, mengungkapkan kekhawatiran tentang kestabilan pekerjaan. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas di tempat kerja, karena kecemasan tentang pendapatan, beban kerja yang berat dan jaminan kerja.

Wanita juga lebih khawatir dibandingkan pria terkait keuangan personal mereka, ekonomi, pekerjaan, biaya perumahan, dan kestabilan kerja, menurut survei itu.

"Penurunan kondisi ekonomi negara membebani  secara fisik dan emosional warga di seluruh negeri, dan wanita menanggung pukulan terberat dari tekanan keuangan," menurut survei itu.

Wanita lebih tertekan karena mereka lebih kurang terjamin secara ekonomi dari pria, kata Barbara Gault, Wakil Presiden dan Direktur Riset di Institut for Women's Policy Research.

"Banyak wanita bercerai akibat kemiskinan. Wanita lebih mengkhawatirkan jaminan ekonomi dan lebih mungkin menjadi miskin di usia tua dari pria," ujarnya.

Warga yang lebih tua juga menyatakan uang sebagai sumber stres, lebih dari generasi muda. Dalam survei itu, 79 persen baby boomers dan 73 persen yang berusia 63 dan lebih tua menyatakan uang sebagai sumber stres.

Kecemasan yang memuncak membuat 60 persen responden mengatakan mereka merasa marah dan mudah marah, 53 persen merasa keletihan dan 52 persen mengatakan mereka terbangun di tengah malam.

47 persen responden mengaku mengalami sakit kepala, 35 persen merasakan sakit perut, dan 34 persen mengalami ketegangan otot karena stres.